Home » , , , » Rentetan Hari Raya Nyepi

Rentetan Hari Raya Nyepi

Written By Unknown on Kamis, 27 Maret 2014 | 22.11

Om Awighnam Astu namo siddham,
Om Swastiastu,

Canang Sari - Hari Raya Nyepi dilaksanakan setiap menyambut Tahun Baru Caka. Sehari sebelum pelaksanaan Nyepi yaitu pada Tilem Kesanga selalu diawali dengan Tawur Kesanga, melaksanakan kurban suci demi menjaga keseimbangan alam semesta. Tentunya hal ini tidak terlepas dari hubungan yang erat antara Buana Agung (Alam Semesta) dengan Manusia (Buana Alit).

Keseimbangan antara Buana Agung dan Buana Alit benar-benar harus terjaga karena manusia sangat tergantung kehidupannya kepada alam. Makna kurban suci bukan hanya sebagai perwujudan dari rasa bakti umat kepada Sang Pencipta, akan tetapi juga sebagai perwujudan niat baik untuk tetap melestarikan ciptaan Ida Sanghyang Widhi Wasa. Niat baik ini perlu ditumbuhkan dan selalu dimaknai dalam kehidupan sehari-hari dan bukan hanya dalam hal sewaktu menghaturkan kurban suci saja. Menghaturkan kurban suci itu adalah suatu ritual, tetapi makna yang lebih mendalam haruslah tercermin dalam setiap langkah perbuatan (Karma). Keseimbangan harus terjadi secara vertical dan juga horizontal untuk mendapatkan ketenangan dan kedamaian semesta.

Unsur Panca Maha Butha dalam diri manusia sama dengan unsur Panca Maha Butha yang ada dalam semesta. Manusia satu dengan manusia lainnya demikian juga halnya. Apabila kita menumbuhkan sikap negative dalam diri kita, tentulah akan terjadi benturan dengan yang lain, demikian sebaliknya apabila kita menumbuhkan sikap positif maka persatuan seluruh umat akan tercipta yang berakhir dengan kedamaian dan kebahagiaan untuk semua.



Dalam menyambut hari raya Nyepi, umat Hindu melaksanakan serangkaian upacara/upakara. Tujuan hakiki rangkaian upacara / upakara ini adalah memarisudha bumi, menjadikan alam semesta ini bersih, serasi, selaras dan seimbang. Bebas dari kebatilan, malapetaka, kekacauan sehingga umat manusia sejahtera, terbebas dari penidasan, kebodohan dan kemiskinan.

Adapun rangkaian upacara/upakara ini antara lain :
1. Mekiis, Melis, Melasti
Mekiis atau Melasti dilakukan dua hari sebeum Hari Raya Nyepi. Upacaranya adalah melakukan bersibersih pensucian segala srana dan prasarana perangkat alat-alat yang dipergunakan dalam rangka persembahyangan dan meditasi. Ini disebut upacara Pembersih. Dengan jalan mengarak bramai-ramai sarana dan prasarana tersebut ke laut.bagi umat Hindu , laut merupakan perlambang permbersihan semua kekotoran dimana Hyang Widhi berwujud Varuna (Baruna).

2. Tawur Kesanga, Tawur Agung, Mecaru
Tawur kesanga atau Tawur Agung atau mecarudilakukan sehari sebelum Hari Raya Nyepi. Adapu upakaranya bertahap sesuai dengan tingkat klasifikasinya : untuk Negara, wilayah atau desa, banjar dan di masing-masing rumah tangga yang disebut dengan Bhuta yadnya.

selanjutnya di sore harinya disusul dengan pengrupuk atau mabuu – buu, yaitu pembersihan total di Negara, desa, banjar, atau rumah-rumah.

Tawur kesanga, Tawur Agung atau Mecaru adalah korban suci yang khusus yang diperuntukkan bagi para bhutakala yang menbulkan penyakit, malapetaka, kematian, dan lain sebagaiya, agar bhutakala ini tidak menganggu kelestarian alam, supaya hidup berdampingan selaras, serasi, dan seimbang.

Senja harinya tersebut dilaksanakan pengrupuk dan mebuu-buu, yaitu denan membunyikan bunyi-bunyian apa saja agar riuh ramai, dimaksudkan agar para bhutakala pergi jauh dari banjar atau desa. Untuk yang masih bersembunyi di tempat sempit, disemprot dengan mesui. Setelah selesai, segala perlengkapan yang digunak tadi baik itu obor, kaleng (bunyi-bunyian yang dipakai ) dan yang lainnya di buang / dilebar. Usai pengrupukan dan mabuu-buu, seluruh anggota keluarga bersembahyang untuk memohon kesucian dalam diri.

3. Nyepi, Sipeng
Nyepi atau Sipeng dilakukan tepat pada hari tanggal 1 bulan 1 tahun saka yang jatuh setelah tilem ( bulan mati ) sasih kesanga, dengan jalan

amati geni : tidak berapi-api
amati karya : tidak bekerja
amati lelungan : tidak bepergian
amati lelangunan. : tidak bersnang-senang

dan sebagai titik puncaknya, umat diwajibkan melaksanakan tapa brata, puasa, bersemadi, mengosngkan pikiran, menyatukan jiwa menuggal dengan Hyang Widhi, Tuhan Yang Maha Esa . Nang – ning – nung – neng – nong, yaitu : tenang, hening, merenung, meneng (diam), dan kosong.

4. Ngembak Geni
Ngembak geni dilakuan sehari setelah Hari Raya Nyepi dimana umat kembali menjalankan tugas dan kewajiban sehari-hari sebagaimana biasaya. Mulai hari ini umat dapt melakukan sima krama atau / dan dharmasanti satu sama lain.

Ini dilaksanakan sebagai rangkaian terakhir upacara / upakara Hari Raya Nyepi dengan bersembahyang dan berdoa dini hari sebelum ayam berkokok, seperti yang diajarkan dalam Bhagawadgita :

Berlindunglah engkau pada Hyang widhi dengan seluruh jiwamu
Dan dengan restu-Nya engkau akan mencapai kedamaian tertinggi kekal abdi.

Kemudian, pada waktu siang hari pergi ke tetangga dan sanak sudra untuk melakukan simakrama atau / dan dharmasanti, yaitu ajang bersama saling bertemu, mendoakan keselamatan masing – amsing serta saling memaafkan

Om Ḉanti Ḉanti Ḉanti Om
Share this article :

0 komentar:

Posting Komentar

 
Support : Agtra Souvenir | Your Link | Your Link
Copyright © 2013. Canang Sari - All Rights Reserved
Template Created by Creating Website Published by Mas Template
Proudly powered by Blogger